Halaman

Rabu, 02 April 2014

Ekonomi Moneter

Ruang Lingkup Teori Moneter
Ekonomi moneter merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang Sifat, Fungsi, serta pengaruh uang terhadap kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi diartikan sebagai suatu kegiatan yang mempengaruhi tingkat pengangguran, produksi, harga dan hubungan perdagangan atau pembayaran international
Oleh karena itu ekonomi moneter mempelajari beberapa hal lain antara lainnya yaitu :
1. Peranan dan fungsi uang dalam perekonomian
2. Sistem moneter serta pengaruhnya terhadap jumlah uang dan kredit
3. Struktur dan fungsi bank sentral
4. Pengaruh uang dan kredit terhadap kegiatan ekonomi
5. Pembayaran serta sistem moneter international
Mengapa mempelajari Ekonomi Moneter?
1. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme penciptaan uang, tingkat bunga, pasar uang, sistem dan kebijaksanaan moneter serta pembayaran international
2.Untuk menganalisa fenomena moneter yang berkaitan dengan efek kebijaksanaan moneter terhadap kegiatan ekonomi ( mengatur uang dan perbankan ) untuk mencapai tujuan pembayaran ekonomi
Pada dasarnya Teori Moneter adalah teori mengenai pasar uang dengan kata lain teori mengenai permintaan dan penawaran akan uang, jadi moneter adalah analisa mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan akan uang ( Demand for money ) dan faktor – faktor yang mempengaruhi penawaran uang (Suply for money) didalam pasar uang yaitu harga uang dan tingkat bunga.
Pengertian Uang
Uang adalah suatu yang dapat dipakai atau diterima untuk melakukan pembayaran baik barang, jasa maupun utang
Kriteria Uang :
Ada bebarapa kriteria yang diungkapkan oleh Iswardono untuk menggunakan uang, yaitu:
  1. Acceptability, sesuatu barang yang dapat menjadi uang adalah diterima secara umum dan diketahui secara umum.
  2. Stability of Value, mempunyai nilai yang stabil.
  3. Elasticity of Supply, mempunyai kecukupan dan elastisitas.
  4. Portability, mudah untuk dibawa.
  5. Durubility, mempunyai ketahanan dalam waktu yang lama.
  6. Divisibility, mudah dibagi dan mempunyai pecahan.
  7. Tidak mudah ditiru
Fungsi Uang :
1. Sebagai alat tukar menukar ( Means of Exchange )
2. Sebagai Satuan pengukur nilai ( Means of Value )
3. Sebagai standar ( ukuran ) pembayaran masa depan ( standar for deferred payment )
4. Sebagai alat menyimpan daya beli atau kekayaan ( Store of value or store of wealth )

Jenis-jenis Uang
Jenis Uang Menurut Lembaga Yang Mengeluarkannya
Menurut Undang-Undang Pokok Bank Indonesia No. 11/1953, terdapat dua jenis uang kartal dan uang giral. Uang kartal yaitu uang negara dan uang bank.
Uang negara adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, terbuat dari plastik yang memiliki ciri-ciri :
  • Dikeluarkan oleh pemerintah
  • Dijamin oleh undang undang
  • Bertuliskan nama negara yang mengeluarkannya
  • Ditanda tangani oleh mentri keuangan
Namun, sejak berlakunya Undang-undang No. 13/1968, uang negara dihentikan peredarannya dan diganti dengan Uang Bank.
Uang Bank adalah uang yang dikeluarkan oleh Bank Sentral berupa uang logam dan uang kertas, Ciri-cirinya sebagai berikut.
  • Dikeluarkan oleh Bank Sentral
  • Dijamin dengan emas atau valuta asing yang disimpan di bank sentral
  • Bertuliskan nama bank sentral negara yang bersangkutan (di Indonesia : Bank Indonesia)
  • Ditandatangani oleh gubernur bank sentral.
Uang Kartal
A. Uang logam
Uang logam biasanya terbuat dari emas atau perak karena emas dan perak memenuhi syarat-syarat uang yang efesien. Karena harga emas dan perak yang cenderung tinggi dan stabil, emas dan perak mudah dikenali dan diterima orang. Di samping itu, emas dan perak tidak mudah musnah. Emas dan perak juga mudah dibagi-bagi menjadi unit yang lebih kecil. Di zaman sekarang, uang logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai nominal itu merupakan pernyataan bahwa sejumlah emas dengan berat tertentu terkandung di dalamnya.
Uang logam memiliki tiga macam nilai.
Nilai Intrinsik yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk mata uang. Menurut sejarah, uang emas dan perak pernah dipakai sebagai uang. Ada beberapa alasan mengapa emas dan perak dijadikan sebagai bahan uang antara lain :
·         Tahan lama dan tidak mudah rusak (Rp. 100,00), atau lima ratus rupiah (Rp. 500,00).
Nilai Tukar, nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan suatu barang (daya beli uang). Misalnya uang Rp. 500,00 hanya dapat ditukarkan dengan sebuah permen, sedangkan Rp. 10.000,00 dapat ditukarkan dengan semangkuk bakso).

Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas).
Uang kertas mempunyai nilai karena nominalnya. Oleh karena itu, uang kertas hanya memiliki dua macam nilai, yaitu nilai nominal dan nilai tukar. Ada 2(dua) macam uang kertas :
·         Uang Kertas Negara (sudah tidak diedarkan lagi), yaitu uang kertas yang dikeluarkan oleh pemerintah dan alat pembayaran yang sah dengan jumlah yang terbatas dan ditandatangani mentri keuangan.
·         Uang Kertas Bank, yaitu uang yang dikeluarkan oleh bank sentral,
Beberapa keuntungan penggunaan alat tukar (uang) dari kertas di antaranya :
·         Penghematan terhadap pemakaian logam mulia
·         Ongkos pembuatan relatif murah dibandingkan dengan ongkos pembuatan uang logam.
·         Peredaran uang kertas bersifat elastis (karena mudah dicetak dan diperbanyak) sehingga mudah diseusaikan dengan kebutuhan akan uang
·         Mempermudah pengiriman dalam jumlah besar

Uang Giral

Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan adanya sebuah alat tukar yang lebih mudah, praktis dan aman. Di Indonesia, bank yang berhak menciptakan uang giral adalah bank umum selain Bank Indonesia. Menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992, definisi uang giral adalah tagihan yang ada di bank umum, yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai alat pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, giro, atau telegrafic transfer.
Uang giral bukan merupakan alat pembayaran yang sah. Artinya, masyarakat boleh menolak dibayar dengan uang giral.

Terjadinya uang giral

Uang giral dapat terjadi dengan cara berikut.
  • Penyetoran uang tunai kepada bank dan dicatat dalam rekening koran atas nama penyetor, penyetor menerima buku cek dan buku giro bilyet. Uang tersebut sewaktu-waktu dapat diambil atau penyetor menerima pembayaran utang dari debitur melalui bank. Penerimaan piutang itu oleh bank dibukukan dalam rekening koran orang yang bersangkutan. Cara di atas disebut primary deposit.
  • Karena transaksi surat berharga. Uang giral dapat diciptakan dengan cara menjual surat berharga ke bank, lalu bank membukukan hasil penjualan surat berharga tersebut sebagai deposit dari yang menjual. Cara ini disebut derivative deposit
  • Mendapat kredit dari bank yang dicatat dalam rekening koran dan dapat diambil sewaktu-waktu. Cara ini disebut dengan loan deposit.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar